Alhamdulillah, nikmatnya hari ini Allah turunkan hujan. Udara yang dingin namun sejuk. Jalanan terlihat macet di mana-mana. Begitu pun suasana di sekolah kami SDIT Luqman Al-Hakim Balikpapan. Beberapa dari kami begitu tergesa-gesa, bahkan beberapa yang terlambat. Begitu pun murid-murid kami.
Pagi sekitar pukul 07.20 waktunya sholat duha. Saya pun melangkah naik melewati beberapa anak tangga menuju ruang kelas yang harus saya gantikan, karena ibu guru yang mengajar sedang sakit. Walau di kelas hanya terdapat 4 siswa, tapi sholat duha tetap dilaksanakan. Kelas yang saya gantian melaksanakan sholat duha dengan tertib.
kelas sebelah pun terdengar sayup-sayup melaksanakan sholat duha. Akhirnya saya sempatkan menengok ke kelas tersebut dan alhamdulillah mereka sudah sholat. Melihat lagi ternyata bapak guru belum datang di kelas tersebut. Namun, bukan poin ini yang menarik buat saya. Akan tetapi ketika mereka memulai sholat dengan begitu seriusnya, tanpa didampingi oleh guru. Maa Syaa Allah, tentunya dengan penguatan karakter dari wali kelas yang begitu kuat. Mereka adalah kelas 5 Hamzah. Wali kelas 5 Hamzah adalah ustaz Andi Syamsul Alam.
SDIT Luqman Al-Hakim sudah menggaungkan 17 karakter kepada siswa-siswinya. Salah satunya adalah disiplin. Ada guru ataupun tidak, siswa sudah terbiasa melakukan kegiatan dengan mandiri. Tentunya bukan hal yang mudah untuk sampai di tahap tersebut. Pastinya wali kelas telah melalui proses yang panjang. Kurang lebih 2 tahun belajar dari rumah selama pandemi, membuat para guru bekerja keras untuk kembali menanamkan karakter yang mulai pudar. Walaupun selama belajar dari rumah, peranan wali kelas tetap berjalan. Namun, sangat berbeda jika bertatap secara langsung.
Inilah sekolah kami SDIT Luqman Al-Hakim. Adab menjadi poin yang sangat penting sebelum kami menyampaikan ilmu. Tantangan kami ke depan masih akan terus berlanjut. Semoga sekolah kami dapat menginspirasi para pembaca, bahwa karakter akan terbentuk dengan adanya pembiasaan yang konsisten.
